Bandara Kimaam yang terletak di Kabupaten Merauke, Papua ini memiliki movement sebanyak delapan kali per minggu, membawa pengguna jasa transportasi udara dari Kimaam ke berbagai daerah.
Dengan landasan pacu seluas 920 m x 23 m, saat ini Bandara Kimaam hanya dapat melayani pesawat jenis caravan, tapi menjadi andalan masyarakat sekitarnya karena menjadi salah satu pelayanan publik yang cepat dan mudah.
Kepala Bandara Kimaam Serly Mokoginta menjelaskan bahwa permintaan masyarakat terhadap transportasi udara termasuk tinggi. “Jadi walaupun kami bandara di distrik, tetapi cukup banyak juga movementnya. Masyarakat juga lumayan antusias,” ujar Serly.
Maskapai yang kini beroperasi melayani rute dari dan menuju Kimaam adalah Susi Air. Serly menceritakan bahwa sudah ada masterplan perpanjangan landasan pacu, sehingga nantinya pesawat jenis ATR dapat memenuhi permintaan masyarakat yang terus meningkat.
Keberadaan Bandara Kimaam sangat strategis, karena sangat mendukung mobilitas masyarakat. Apalagi jika ingin menggunakan jasa transportasi udara ini, masyarakat terlebih dahulu harus menggunakan speed boat menuju Bandara Kimaam.
Fasilitas udara yang dimiliki Bandara Kimaam selain panjang landasan pacu yang konstruksinya aspal kolakan, adalah landas parkir/Apron berukuran 40 m x 60 m dengan konstruksi aspal kolakan.
Untuk strip landasan pacu ukuran dimensinya 1000 m x 35 m, dengan konstruksi tanah padat.
Hadirnya Bandara Kimaam dapat mempermudah aktivitas masyarakat, tidak hanya di Distrik Kimaam, tapi juga wilayah distrik sekitarnya. Bahkan, secara keseluruhan, keberadaan bandara ini mendukung pengembangan perekonomian di Merauke.
Potensi Kimaam adalah sebagai salah satu daerah penghasil bahan baku kulit buaya yang terkenal. Demikian juga potensi Merauke sangat besar, yakni sebagai lumbung pangan nasional. Selain itu, hutan di wilayah ini juga menjadi tempat pohon penghasil minyak kayu putih.
Sementara itu, Kota Merauke yang terletak di ujung Timur Indonesia ini memiliki keistimewaan di bidang pariwisata.
Tidak hanya lokasi wisata yang sarat akan nilai-nilai sejarah, tapi juga keindahan alam. Salah satunya adalah tugu kembar yang terdapat di Distrik Sota.
Tugu ini hanya ada dua di Indonesia, yakni satu di Merauke dan lainnya di Kota Sabang, Pulau Weh, Provinsi Aceh. Tugu ini menjadi peringatan akan batas paling Timur dan paling Barat dari Negara Indonesia. B