Demi mewujudkan upaya konservasi sumber daya air, Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang membangun sistem pengelolaan air atau water management system.
Pembangunan ini bertujuan agar penggunaan air menjadi optimal sehingga dapat mengurangi dampak kerusakan terhadap lingkungan. Hal ini sesuai dengan pembangunan Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang membawa konsep eco-airport dan floating airport.
Sistem pengelolaan air ini dilakukan dengan menghubungkan beberapa lagoon atau kolam (ponding) untuk menjaga tingkat ketinggian muka air payau sesuai debit yang dibutuhkan.
“Kondisi terminal bandara yang dibangun di atas lahan lunak rawa dan sebagian besar berair ini (floating airport), memerlukan dibangunnya sistem pengelolaan air secara khusus,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi dalam rilis perusahaan ini.
Dengan adanya pembangunan sistem pengelolaan air tersebut, Faik berharap agar ketinggian air di sekitar bandara tetap terjaga, sehingga mencegah terjadinya banjir saat musin hujan dan kekeringan saat musim kemarau itu.
“Pembangunan ini juga berfungsi untuk menjaga ekosistem rawa sekitar bandara dan pencegahan abrasi dan erosi dengan cara menanam pohon bakau,” jelasnya.
Hingga 1 Agustus 2021, pembangunan sistem pengelolaan air bandara ini sudah mencapai 50,2%. B