Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah tidak beroperasi selama dua bulan terakhir akibat dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.
“Kurang lebih sudah dua bulan ini tidak ada operasi atau aktivitas penerbangan di Bandara Frans Seda, karena erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki,” kata Kepala Bandara Frans Seda Maumere Partahian Pandjaitan.
Hal ini disampaikan terkait perkembangan dari dampak erupsi Gunung Ile Lewotobi Laki-Laki yang sampai saat ini masih erupsi.
Dia menyatakan, penutupan sementara bandara tersebut karena berdasarkan pantauan masih ada abu vulkanik yang dibawa oleh angin dan sampai ke wilayah penerbangan di Bandara Frans Seda Maumere.
Setiap malam pukul 21.00 WITA, kata dia, dilakukan evaluasi bersama berkaitan dengan abu vulkanik.
“Jadi memang kita tidak langsung tutup selama sebulan, tetapi setiap hari kita evaluasi, jika memang tidak memungkinkan maka besok ditutup lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan, selain bandara di Maumere, bandara di Ende juga terdampak oleh abu vulkanik tersebut sehingga sempat ditutup beberapa hari.
Saat ini, yang paling aman adalah bandara di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, yang hingga kini masih terus dibuka karena abu vulkanik tidak sampai ke wilayah tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas kegempaan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur masih tinggi.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental menunjukkan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki masih tinggi.
“Tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki ditetapkan masih pada Level III atau Siaga,” jelas Kepala PVMBG Badan Geologi P. Hadi Wijaya.
Sementara itu, Pos Pemantau Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur melaporkan terhitung mulai pukul 12.00 WITA hingga 18.00 WITA atau enam jam terakhir pada 6 September 2024, terjadi dua kali erupsi dengan ketinggian berkisar dari 400 meter hingga 800 meter di puncak gunung.
“Teramati dua kali letusan dengan tinggi 400 meter hingga 800 meter di puncak gunung dan warna asap putih dan kelabu,” kata Penyusun laporan Pos Pemantau Gunung Lewotobi Laki-Laki Dany Erlangga Yosa Putra.
Hal ini disampaikan berkaitan dengan perkembangan erupsi gunung api Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, yang hingga saat ini berada pada Level III atau status Siaga. B