Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere Tutup Sementara Imbas Erupsi Gunung Lewotobi

Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT). (dok. hubudkemenhub)
Bagikan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditutup sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Kabupaten Flores Timur.

Bandara yang biasa disebut sebagai Bandara Maumere ini memiliki ukuran landasan pacu (runway) 2.250 meter x 45 meter, dengan jarak tempuh dari pusat kota sekitar 5 km.

Ya, ada penutupan bandara di Maumere, NTT (Bandara Fran Seda),” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (4/11/2024).

Namun demikian, BNPB dan Pemerintah Provinsi NTT, Badan Geologi Kementerian ESDM masih akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait penutupan bandara yang akan berlangsung sampai kapan dan teknisnya.

“Dalam koordinasi, keterangan lanjutan dari Kementerian Perhubungan,” ungkapnya.

Abdul menjelaskan, sampai dengan pukul 10.20 WIB, data yang dihimpun ada 10 korban meninggal dunia.

Ada sembilan orang di antaranya sudah berhasil di evakuasi tim petugas SAR gabungan dan satu hilang dalam proses pencarian.

Adapun korban yang hilang tersebut diduga tertimbun oleh rumah yang roboh akibat lontaran material vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang ada pada radius 4 km dari puncak erupsi.

Selain itu, BNPB juga mengonfirmasi saat ini ada 2.735 keluarga atau 10.295 orang yang dievakuasi. Mereka merupakan warga dari 14 desa dalam wilayah administrasi Kecamatan Ile Bura, Titehena dan Wulanggitang, Flores Timur.

Gunung Lewotobi Laki-laki erupsi pada Senin (4/11) pagi pukul 02.48 WITA. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 milimeter dan durasi kurang lebih tiga menit lima detik.

Batas zona bahaya untuk aktivitas masyarakat berada pada radius 7 km dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki yang statusnya diumumkan meningkat dari Level III menjadi Level IV (Awas) oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, Senin pagi. B

 

 

 

 

Komentar

Bagikan