Bandara Banyuwangi Punya Arsitektur Terbaik Dunia dan Menang Aga Khan Award

Bandara Banyuwangi yang berlokasi di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. (dok. istimewa)

Bandara Banyuwangi di Jawa Timur menerima penghargaan The Aga Khan Award for Architecture 2022, dengan menyisihkan 463 nominasi bangunan dengan arsitektur terbaik di dunia.

Sertifikat The Aga Khan Award for Infrastructure dari Putri Zahra Aga Khan yang bertindak atas nama HH Aga Khan diserahkan ke PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Banyuwangi, di Muscat, Oman pada 31 Oktober 2022.

President Director PT Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin mengatakan, penghargaan Aga Khan ini membuat Bandara Banyuwangi yang merupakan landmark di Jawa Timur menjadi mendunia dan dikenal masyarakat global.

“Bandara Banyuwangi dikelola AP II sejak 2017 dan selang lima tahun atau pada 2022 Bandara Banyuwangi kini mendunia sebagai bangunan dengan arsitektur terbaik di dunia,” ujarnya.

Ke depannya, Awauddin menambahkan, predikat ini harus secara konsisten dijaga oleh AP II selaku pengelola bandara dan seluruh stakeholder.

Menurutnya, arsitektur terbaik di dunia yang dimiliki Bandara Banyuwangi akan dilengkapi dengan berbagai pengembangan dan inovasi yang di antaranya berbasis teknologi.

Baca juga :   Hymne Perhubungan Seperti Jalan Hidup Kabandara A.A Bere Tallo Yulius Kismono

“Pengembangan dan inovasi itu dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan dan operasional, termasuk juga memastikan penerapan energi baru terbarukan untuk mencapai target global net zero carbon emissions pada 2050,” jelas Awaluddin.

Di dalam keterangannya, Aga Khan Development Network menjelaskan bahwa Bandara Banyuwangi sangat modern dan efisien dalam segala aspek.

“Bandara Banyuwangi dapat menjadi game-changer dalam arsitektur bandara,” tulis Aga Khan Development Network dalam keterangannya.

Bandara Banyuwangi memiliki desain terbuka yang tidak lazim sebagaimana bandara-bandara lainnya, karena desain ini untuk mengutamakan sirkulasi udara terbaik bagi kenyamanan traveler.

“Tidak seperti bandara-bandara pada umumnya yang mengandalkan pendingin udara, Bandara Banyuwangi memiliki sirkulasi udara alami sangat baik, sehingga traveler merasa teduh dan nyaman ketika berada di dalam terminal,” ungkap Awaluddin.

Baca juga :   Pergerakan Penumpang Bandara Mutiara SIS Mutiara Sis Al Jufri Palu Sebanyak 1.700 Per Hari

Bahkan, lanjutnya, atap terminal penumpang seluruhnya ditanami dengan tanaman rumput hijau yang secara rutin dirawat.

Lebih lanjut, Awaluddin menuturkan, desain yang dimiliki Bandara Banyuwangi sangat mendukung penerapan teknologi untuk mewujudkan pengalaman perjalanan terbaik (seamless journey experience).

Traveler. khususnya yang dari generasi millennial menyukai kepraktisan dalam melakukan perjalanan dan ke depannya Bandara Banyuwangi akan menawarkan fleksibilitas itu melalui lebih banyak layanan berbasis teknologi yang terintegrasi dengan dengan aplikasi travelin milik AP II,” jelasnya.

Terkait dengan penerapan Energi Baru Terbarukan (EBT), Bandara Banyuwangi sudah menyelesaikan 100% pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk di gedung Airport Rescue & Fire Fighting (atap seluas 600 meter persegi dengan kapasitas 35,1 kilo watt peak).

Adapun penghargaan bagi Bandara Banyuwangi ini melengkapi pencapaian Bandara Soekarno-Hatta yang juga berhasil meraih Aga Khan Award pada tahun 1995. B

 

Komentar