Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali mengantisipasi masuknya virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang sedang merebak di Tiongkok dalam beberapa pekan terakhir.
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Syaugi Shahab menuturkan, sebagai langkah antisipasi terhadap virus, pihaknya sudah memasang thermo scanner di terminal domestik dan internasional.
Menurutnya, pemasangan thermo scanner sudah dilakukan sejak pandemi Covid-19 dan untuk mengantisipasi virus Mpox.
“Kalau virus HMPV kami sudah antisipasi, mulai dari berkoordinasi dengan Balai Karantina, memasang tiga unit thermo scanner, dua unit di Internasional dan satu unit di domestik,” katanya kepada media.
Selain itu, pihak Bandaa I Gusti Ngurah Rai juga ada prosedur, jika ditemukan suspek langsung diserahkan di Balai Karantina Kesehatan dan apabila sudah terindikasi akan diisolasi.
“Jika benar – benar diketahui terjkena virus HMPV, maka akan dibawa ke Rumah Sakit,” jelasnya.
Pada Terminal Domestik dan Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, semua penumpang yang tiba diatur agar melewati thermo scanner yang sudah dipasang, sehingga suhu tubuh semua penumpang terpantau.
Sementara itu, Untuk mengantisipasi masuknya virus HMVP ke wilayah Sumatra Selatan, Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Palembang memperketat pemeriksaan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
BKK Palembang kini melakukan pemeriksaan suhu terhadap penumpang yang masuk ke wilayah Provinsi Palembang melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin I.
Meskipun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II tidak melayani rute penerbangan internasional, tetapi BKK Palembang tetap melakukan pemeriksaan pada penumpang domestik.
Apabila ada penumpang domestik yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat, maka akan dilakukan swap.
Selanjutnya hasil swap akan diperiksa di laboratorium yang dirujuk dan untuk penumpang diminta melakukan isolasi mandiri di rumahnya sampai dengan hasil swab keluar.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan kasus virus HMPV di Indonesia. Kemenkes mencatat semua kasus virus HMPV yang ditemukan di Indonesia ternyata melibatkan anak – anak.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, meski virus tersebut sudah masuk ke Indonesia, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.
“HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Menkes menjelaskan, penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.
Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak – anak, orang lanjut usia dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada. B