PT Angkasa Pura II (AP II), pengelola 20 bandara di Indonesia berupaya mengakselerasi pemulihan sektor penerbangan nasional yang sudah sekitar dua tahun terkena dampak pandemi Covid-19.
Dalam mengakselerasi pemulihan penerbangan ini AP II mengedepankan kolaborasi untuk berbagi pengetahuan (knowledge sharing) dan berbagi keahlian (expertise sharing) guna mendorong aspek komersial dan pelayanan.
Bertepatan dengan Aviation Festival Asia yang digelar di Suntec, Singapura pada 14-15 Juni 2022, AP II mengeksplorasi kolaborasi dengan para pelaku di industri penerbangan global.
President Director AP II Muhammad Awaluddin menyatakan, sektor penerbangan nasional tengah berada di titik balik menuju pemulihan sebelum adanya pandemi.
“AP II selaku pengelola 20 bandara di Indonesia berupaya untuk menjaga momentum ini dengan mengakselerasi pemulihan lewat aspek komersial,” ujarnya.
Di tengah tekanan yang dihadapi industri penerbangan global, lanjut Awaluddin, maka sharing knowledge dan sharing expertise di antara para pelaku di industri merupakan salah satu cara yang tepat untuk bersama-sama bisa menghadapi situasi ini.
Di sela-sela Aviation Festival Asia yang merupakan ajang komersial penerbangan terbesar di Asia, AP II mengadakan pertemuan bersama pelaku industri penerbangan global antara lain International Air Transport Association (IATA), PT Garuda Indonesia Tbk dan Changi Airport Group.
Dengan IATA, jajaran AP II bertemu dengan Vinoop Goel, Regional Director Airport Passenger Cargo and Security (APCS) IATA.
AP II menyampaikan kepada IATA pentingnya bagi pengelola bandara untuk menghasilkan dan mendorong pendapatan dari sumber baru, selain dari bisnis aeronautika dan non-aeronautika.
“Revenue stream AP II berasal dari bisnis aeronautika yang salah satunya berasal dari tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) dan bisnis non-aeronautika seperti kargo, konsesi usaha dan sebagainya,” tuturnya.
Di tengah situasi ini, Awaluddin menambahkan, untuk mengakselerasi pemulihan kami harus memperluas bisnis dan tidak hanya mengandalkan bisnis aeronautika dan non-aeronautika.
“Harus ada revenue stream baru yang juga mendukung pelayanan dan operasional di kawasan bandara, seperti bisnis digital melalui digital ecosystem service, lalu edutainment, pemanfaatan aplikasi mobile untuk layanan tenant komersial di bandara, event dan expo di bandara, hingga layanan ekosistem kendaraan listrik,” tuturnya.
Selanjutnya, AP II kemudian menggelar pertemuan dengan Changi Airport Group dan PT Garuda Indonesia.
Dalam kesempatan ini hadir Associate General Manager Airline Development–Air Hub Development Changi Airport Group Alicia Chen, Manager Market Development Changi Airport Group Chin Jia Ning, dan Senior Manager Loyalty PT Garuda Indonesia Muhamad Kasyful Fuadi.
Muhammad Awaluddin mengungkapkan, AP II, Changi Airport Group dan Garuda Indonesia akan membahas mengenai knowledge sharing dan expertise sharing dalam pengoperasian bandara guna meningkatkan aspek operasional dan pelayanan termasuk memperkuat implementasi Airport Collaborative Decision Making (ACDM) di Bandara Soekarno-Hatta.
Adapun AP II saat ini telah mengoperasikan Airport Operation Control Center (AOCC) yang diperkuat dengan ACDM sebagai sistem yang mewadahi kerja sama berbasis informasi dari seluruh stakeholder guna menjaga dan meningkatkan standar layanan kepada penumpang pesawat, serta maskapai.
ACDM membuat stakeholders mudah berkoordinasi secara real time termasuk terkait penggunaan check-in counter, boarding lounge, gate penerbangan dan sebagainya. B