Airnav Siap Operasikan Rute Domestik Berbasis Satelit Klaster Aceh-Jakarta

AirNav Indonesia. (Istimewa)
Bagikan

AirNav Indonesia siap mengoperasikan rute penerbangan domestik berbasis satelit tahap kedua untuk kluster Banda Aceh-Jakarta.

Menurut Direktur Utama AirNav Indonesia Mohamad Pramintohadi Sukarno, penerapan rute domestik berbasis satelit atau Performance-Based Navigation (PBN) yang dapat meningkatkan efisiensi penerbangan di ruang udara Indonesia ini diperkirakan dapat memberikan efisiensi penggunaan bahan bakar pada pesawat udara rute Jakarta-Medan hingga senilai Rp9,4 miliar.

“Rute domestik berbasis satelit atau PBN tahap kedua ini akan menghubungkan Bandara Soekarno Hatta-Jakarta, dengan bandara-bandara di wilayah Pulau Sumatera, seperti Bandara Kualanamu di Medan hingga Bandara Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh,” ujarnya dalam rilis, Jumat (6/8/2021).

Dia menjelaskan, jika pada kondisi traffic movement normal sebelum masa pandemi untuk rute Jakarta-Medan, maka dihitung ada potensi penghematan penggunaan bahan bakar untuk maskapai penerbangan mencapai Rp9,4 miliar dalam satu tahun.

Rute ini akan secara resmi dioperasikan pada 12 Agustus 2021. “Pada hari ini kami mengundang para pemangku kepentingan penerbangan antara lain Kementerian Perhubungan, TNI AU, pengelola bandara, dan maskapai penerbangan guna melakukan sosialisasi dan meminta masukan,” tuturnya.

Hal tersebut, Pramintohadi menambahkan, terkait dengan implementasi tahap pertama yang telah dilakukan pada 3 Januari 2020.

“Pada tahap pertama kami telah mengimplementasikan rute domestik berbasis satelit yang menghubungkan empat bandara besar di Indonesia, yakni Bandara Soekarno Hatta-Jakarta, Bandara Juanda Surabaya, Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar,” katanya.

Dia menjelaskan, selain mengurangi konsumsi bahan bakar, implementasi rute berbasis satelit tahap kedua ini juga memiliki potensi mengurangi emisi CO2 hasil pembakaran mesin pesawat yang akan berdampak baik pada lingkungan karena polusi udara yang berkurang.

Selain rute yang lebih nyaman untuk diterbangi, kapasitas ruang udara juga dapat dioptimalkan. Hal ini akan berdampak terhadap penurunan konsumsi bahan bakar pesawat.

“Kami melakukan simulasi untuk penerbangan rute Jakarta-Medan dan mendapatkan perkiraan emisi CO2 yang dapat dikurangi mencapai 102 ton per tahun. Ini dimungkinkan karena adanya system direct route dan jalur yang lebih presisi,” papar Pramintohadi.

Pengembangan rute domestik ini merupakan mandat dari International Civil Aviation Organization (ICAO) Doc. 9750 Global Air Navigation Plan (GANP) dan Aviation System Block Upgrade (ASBU) dengan prioritas pada block O 2013-2018.

“Rute domestik berbasis satelit ini juga akan meningkatkan keselamatan penerbangan, khususnya di ruang udara yang berada pada klaster Jakarta hingga Banda Aceh. Layanan navigasi penerbangan yang diterima oleh maskapai akan lebih konsisten, prediktif, presisi, dan stabil,” ujar Pramintohadi. B

 

Komentar

Bagikan