AirNav Indonesia bersama Airservices Australia (ASA) berupaya untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi penerbangan di ruang udara kedua negara di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Kolaborasi kedua penyedia layanan navigasi penerbangan tersebut terjalin melalui program Indonesia Transport Safety Assistance Package (ITSAP).
Direktur Utama AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno menjelaskan, pihaknya baru saja melaksanakan salah satu rangkaian program ITSAP, yaitu Air Traffic Controller (ATC) Staff Exchange pada Kamis (1/4/2021) secara dalam jaringan (daring).
“Peserta ATC Staff Exchange kali ini adalah para ATC dari AirNav Indonesia Cabang Makassar Air Traffic Services Center (MATSC) dan para ATC dari ASA Brisbane,” jelasnya dalam keterangan tertulis.
Pertemuan itu dengan topik pembahasan seputar perkembangan terkini layanan navigasi penerbangan dan solusi untuk meningkatkan keselamatan penerbangan di tengah pandemi Covid-19 di kedua negara.
Pramintohadi menuturkan, AirNav Indonesia membagikan pengalaman dalam mengimplementasikan berbagai program di tengah pandemi Covid-19 pada kondisi pergerakan pesawat udara yang masih relatif rendah.
“Program yang kami sampaikan antara lain adalah implementasi User Preferred Routes (UPR), penggunaan ATC Simulator untuk menjaga kompetensi ATC, dan restrukturisasi sektor penerbangan di ruang udara Ujung Pandang,” ujarnya.
ASA, lanjut Pramintohadi, membagikan pula pengalamannya terkait dengan jumlah pergerakan pesawat udara yang turun pasca lockdown di Australia.
“Terkait dengan UPR, AirNav dan ASA berencana mengkoneksikan program UPR Indonesia dan Australia. Pembahasan teknis terkait dengan pengembangan program UPR ini akan segera dilaksanakan,” tuturnya.
UPR merupakan produk unggulan AirNav Indonesia di tengah pandemi yang diimplementasikan mulai 1 Juni 2020.
Metode manajemen ruang udara dengan konsep free route airspace yang menghasilkan rute-rute alternatif ini juga telah mendapatkan apresiasi oleh International Air Transport Association (IATA).
Dengan tagline ‘For Greener Indonesia Sky’, UPR diharapkan dapat mengurangi emisi udara. Selain itu, prosedur ini juga diharapkan dapat menjadi stimulus untuk peningkatan kembali operasional penerbangan, khususnya di langit Nusantara. B