AirNav Indonesia Tandatangani Kerja Sama dengan Enam Negara

Penandatangan dua kesepakatan internasional oleh AirNav Indonesia di Hotel Grand Copthorne Waterfront, Singapura pada Senin (23/10/2023). (dok. airnavindonesia)
Bagikan

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melayani navigasi penerbangan di Indonesia diundang untuk menandatangani dua kesepakatan internasional di Hotel Grand Copthorne Waterfront, Singapura pada Senin (23/10/2023).

Kesepakatan ini ditandatangani oleh Operator Navigasi Penerbangan di enam negara Asia Pasifik, yaitu AirNav Indonesia, CAAS Singapura, Aerothai Thailand, ATMB China, CAAP Phillipines, Airways New Zealand, serta FAA Amerika Serikat.

Selain itu, kesepakatan juga ikut ditandatangani oleh dua asosiasi internasional, yaitu International Air Transport Association (IATA) dan Civil Air Navigation Services Organization (CANSO).

Direktur Utama AirNav Indonesia Polana B. Pramesti mengatakan, AirNav Indonesia bangga bisa diundang dalam perhelatan ini, yang menandakan bahwa kualitas pelayanan navigasi penerbangan Indonesia sudah diakui dunia internasional, baik dari sisi fasilitas, Sumber Daya Manusia (SDM) maupun prosedurnya.

Dia menambahkan, salah satu kesepakatan yang ditandatangi berjudul Trajectory Based Operations (TBO) Pathfinder Project, dengan semua pihak sepakat untuk meningkatkan keteraturan dan efisiensi penerbangan internasional yang melintasi berbagai negara tersebut, termasuk dalam hal pertukaran dan update data penerbangan, sehingga pesawat bisa tiba dengan tepat waktu.

Kesepakatan lain yang ditandatangai antara tiga negara, yaitu AirNav Indonesia dengan Airways New Zealand, dan CAAS Singapore adalah perihal rute penerbangan yang bebas dapat dipilih oleh maskapai penerbangan, sehingga lebih efisien, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan, dengan kesepakatan berjudul Oceania Implementation of Free Route Operations (FRTO) Project.

Polana menambahkan, kesepakatan ini menitikberatkan pada kolaborasi antara tiga negara (Indonesia, New Zealand dan Singapura) untuk mewujudkan seamless air traffic management dengan cara mempersingkat rute perjalanan antar tiga negara tersebut sehingga lebih efisien.

AirNav Indonesia telah menjalankan program serupa di ruang udara Indonesia yang bernama UPR (User Preferred Route) atau lebih kerennya disebut Tol Udara sejak Juli 2020, yang kala itu masih berupa Trial.

Program ini mulai dijalankan di masa pandemi Covid-19, disaat jumlah penerbangan menurun.

Bekerja sama dengan IATA dan mengundang beberapa penerbangan Internasional untuk mencoba, program ini berjalan sukses dan diapresiasi banyak maskapai, karena berhasil menciptakan rute penerbangan dengan jarak lebih pendek dan lebih cepat, sehingga penerbangan menjadi lebih efisien dan hemat bahan bakar.

Sejak 5 Oktober 2023, program UPR telah berjalan secara penuh, dan setiap harinya rata – rata digunakan oleh lima maskapai hingga enam internasional.

“Dengan berpartisipasi dalam penandatanganan perjanjian ini, merupakan wujud nyata AirNav Indonesia dalam mendukung pengurangan penggunaan bahan bakar minyak, rendah emisi, dan dapat menghemat waktu penerbangan, yang semuanya akan menciptakan efisiensi bagi industri penerbangan sekaligus turut menjaga kelestarian lingkungan,” jelas Polana.

Dia menambahkan, komitmen Indonesia bagi Asia Pasifik dalam proyek FRTO dan TBO Pathfinder didukung dengan keyakinan bahwa bersama kita dapat melakukan revolusi industri di dunia navigasi penerbangan, serta memastikan kelancaran dan keselamatan penerbangan bagi semua yang terlibat.

Penandatanganan kesepakatan ini menjadi simbol bagi dedikasi Indonesia terhadap inovasi dan kemajuan sektor penerbangan.

“Dengan ditandatanganinya Letter of Intent (LoI) hari ini, mari kita tapaki masa depan dengan antisipasi penuh, menyadari bahwa kerja sama ini akan menghasilkan masa depan yang lebih baik bagi wilayah Asia Pasifik dan khususnya bagi Indonesia. Bersama, kita berikan pelayanan yang lebih optimal dan menjadi fondasi bagi keberlangsungan dan kemajuan dunia penerbangan,” tutur Polana. B

Komentar

Bagikan