PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI dan PT Angkasa Pura Hotel tanda tangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang kerja sama pengelolaan fasilitas layanan wisata edukasi kedirgantaraan dan pendukungnya di area PTDI.
Dokumen MoU ditandatangani oleh Direktur Produksi PTDI, Batara Silaban dan Plt. Direktur Utama PT Angkasa Pura Hotel, Riko Hendrawan, disaksikan oleh Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro dan Komisaris Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), Triawan Munaf di Ruang Rapat Paripurna, Lantai 9, Gedung Pusat Manajemen PTDI, Bandung.
PTDI dan PT Angkasa Pura Hotel akan bekerja sama dalam hal penyediaan dan pengelolaan sarana transportasi pendukung layanan wisata, penyediaan dan pengelolaan fasilitas pendukung berupa food & beverage, merchandise, pendamping wisata, paket wisata, fasilitas wisata, serta pembangunan dan pemeliharaan aset tertentu yang digunakan sebagai fasilitas objek wisata.
Kerja sama ini merupakan bentuk diversifikasi usaha PTDI dalam hal memanfaatkan fasilitas yang ada dengan konsep memfasilitasi masyarakat yang ingin mengetahui lebih dalam tentang industri pesawat terbang satu-satunya di kawasan Asia Tenggara.
PTDI juga akan siapkan simulator sebagai wahana bagi masyarakat yang ingin merasakan mengendalikan pesawat layaknya seorang pilot, termasuk ruang peraga cockpit pesawat dan berbagai macam merchandise yang nantinya dapat dibeli oleh pengunjung.
Adapun PTDI dan PT Angkasa Pura Hotel akan tetap menerapkan level keamanan tertentu mengingat area produksi PTDI berada di wilayah kawasan berikat TNI AU dan Bandara Internasional Husein Sastranegara.
PT Angkasa Pura Hotel merupakan anak perusahaan dari PT Angkasa Pura I yang bergerak dalam bidang jasa hospitality services dengan bisnis utamanya sebagai pengelola airport hotels dan juga melayani jasa hospitality lainnya, yang tergabung dalam Holding BUMN Pariwisata yang dipimpin oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero).
Rencana pembangunan layanan wisata edukasi ini merupakan terobosan dan tantangan baru bagi PTDI, khususnya dalam hal mengembangkan bisnis dan komersialisasi fasilitas yang ada di luar core competence PTDI sebagai pelaku industri manufaktur pesawat terbang.
Diharapkan nantinya layanan wisata edukasi ini dapat memberikan ilmu dan manfaat bagi masyarakat, terutama tentang sejarah dan teknologi kedirgantaraan di Indonesia. B