PT Dirgantara Indonesia (Persero) memperoleh penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK) 2021 dalam rangka mendukung upaya perekayasaan, inovasi atau invensi teknologi yang dilakukan oleh para pelaku industri nasional.
Kementerian Perindustrian memberikan penghargaan tersebut juga kepada sebanyak 15 perusahaan industri pencetus teknologi lainnya.
Penghargaan RINTEK merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan sejak tahun 2006 dan sejak tahun 2012 diselenggarakan setiap dua tahun sekali sebagai apresiasi pemerintah kepada pelaku industri yang telah secara luar biasa menghasilkan perekayasaan, inovasi atau invensi teknologi guna mengembangkan proses bisnisnya.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyerahkan penghargaan RINTEK 2021 kepada Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Elfien Goentoro di Ruang Garuda Lt.2, Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan.
“Untuk meningkatkan motivasi pelaku industri dalam melakukan inovasi bagi pelaku industri nasional, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan suatu insentif nonfiskal dalam bentuk penghargaan resmi dari Pemerintah,” ujar Menperin.
Pemberian penghargaan RINTEK ini merupakan salah satu cara Pemerintah untuk mendukung peningkatan kemampuan teknologi secara berkelanjutan di dunia industri, sehingga diharapkan nantinya dapat meningkatkan daya saing industri nasional.
Pada kesempatan ini, inovasi teknologi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang dilakukan PTDI dinyatakan lolos uji substansi dan masuk ke dalam daftar penerima penghargaan RINTEK 2021 sebagai produk inovasi teknologi industri yang bernilai tinggi.
“Alhamdulillah, kami ucapkan rasa syukur dan terima kasih atas penghargaan ini yang merupakan pengakuan resmi dari pemerintah atas penguasaan teknologi PTTA MALE,” kata Sekretaris Perusahaan PTDI Irlan Budiman.
Menurutnya, penguasaan teknologi yang secara bertahap itu dapat membangun kemandirian industri pertahanan dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) bagi TNI.
“Hal itu dimaksudkan untuk menghasilkan produk PTTA MALE kombatan yang dapat diterima TNI AU sesuai persyaratan operasi dan spesifikasi teknis,” jelas Irlan.
PTTA MALE merupakan salah satu tipe pesawat terbang tanpa awak yang mampu terbang dengan ketinggian di atas 5.000 meter dengan lama terbang minimal 24 jam.
Bersama dengan konsorsium akan melanjutkan pengembangan ke tingkatan kombatan sesuai dengan arahan Presiden RI dalam menjaga teritorial Indonesia di area perbatasan.
PTTA MALE yang ditargetkan melakukan uji terbang perdana di akhir tahun 2021, dikembangkan bersama dalam sebuah konsorsium nasional yang melibatkan PTDI sebagai lead integrator, PT Len Industri (Persero), LAPAN, Balitbang Kemhan RI, Dislitbang AU, Pothan Kemhan RI, BPPT dan ITB. B