Evaluasi Nataru 2024/2025 Jadi Pondasi Layanan Prima ASDP untuk Angkutan Lebaran

Pelabuhan penyeberangan di salah satu wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) Indonesia. (dok. asdp.id)
Bagikan

PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) sebagai satu mitra utama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memiliki peran sentral dalam memastikan kelancaran mobilitas masyarakat, terutama di lintasan penyeberangan antarpulau.

Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin menjelaskan bahwa evaluasi Nataru menjadi dasar untuk menyusun strategi komprehensif dalam menghadapi lonjakan arus mudik dan balik pada Lebaran 2025.

“Langkah – langkah strategis ini mencakup peningkatan kapasitas armada, pengelolaan infrastruktur pelabuhan dan digitalisasi layanan tiket Ferizy,” katanya.

Sebagai salah satu inovasi andalan ASDP, dia menambahkan, platform tiket online Ferizy terus dikembangkan untuk mempermudah masyarakat dalam merencanakan perjalanan.

“Edukasi dan sosialisasi masif akan dilakukan untuk memastikan masyarakat memahami pentingnya membeli tiket jauh hari, minimal H-60 sebelum keberangkatan dan tiba di pelabuhan sesuai jadwal yang tertera di tiket,” jelasnya.

Fokus utama sosialisasi ini adalah lintasan strategis seperti Merak – Bakauheni, Ketapang – Gilimanuk dan Ajibata – Ambarita, yang menjadi jalur tersibuk selama periode mudik dan balik.

Selain penguatan sistem digital, ASDP juga memprioritaskan pengelolaan arus kendaraan dengan memperluas kapasitas pelabuhan dan menyiapkan pelabuhan alternatif.

Di Pelabuhan Merak, sebanyak 67 kapal akan dioperasikan dengan kapasitas harian mencapai 25.067 kendaraan.

Pelabuhan Ciwandan dan Bojonegara (BBJ) akan berfungsi sebagai pelabuhan pendukung, menampung kendaraan tambahan hingga 6.760 unit per hari.

Buffer zone tambahan juga disiapkan di Indah Kiat untuk mengurai potensi kepadatan.

Untuk lintasan Jawa – Bali, ASDP akan mengoperasikan kapal – kapal besar di jalur Ketapang – Gilimanuk, dengan penyiapan buffer zone pada jalur arteri dan pengelolaan aksesibilitas jalan menuju pelabuhan.

Langkah ini diambil untuk mengantisipasi lonjakan penumpang menjelang Hari Raya Nyepi dan H-2 Lebaran. Di sisi lain, pengelolaan arus kendaraan juga menjadi perhatian utama.

ASDP bersama Kemenhub telah menyusun skema lalu lintas khusus guna memastikan perjalanan lebih terorganisir, baik dari Jawa menuju Sumatra maupun sebaliknya.

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan, koordinasi lintas kementerian, lembaga dan operator transportasi menjadi kunci keberhasilan Angkutan Lebaran 2025.

Dia menjelaskan tentang kebijakan pendukung seperti jadwal pembayaran Tunjangan Hari Raya, penyesuaian hari libur dan pembenahan infrastruktur transportasi, yang diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam mengurangi kepadatan, serta meningkatkan kenyamanan pengguna jasa transportasi.

Prediksi puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025, sedangkan perkiraan puncak arus balik akan berlangsung pada H+5 atau 6 April 2025.

Untuk itu, seluruh sumber daya akan dimaksimalkan, termasuk koordinasi intensif dengan aparat kepolisian dan dinas perhubungan di daerah.

Shelvy memastikan ASDP berkomitmen untuk menghadirkan perjalanan yang aman, nyaman dan terkendali dengan terus mengembangkan teknologi digital, serta memanfaatkan seluruh infrastruktur yang tersedia.

Kolaborasi yang erat antara Kemenhub dan ASDP menjadi kunci utama dalam mewujudkan Angkutan Lebaran 2025 yang lebih baik.

ASDP berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik, baik melalui inovasi teknologi maupun pengelolaan transportasi yang terintegrasi.

Dengan sinergi ini, pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor transportasi berupaya memastikan perjalanan mudik dan balik Lebaran 2025 tidak hanya menjadi momen yang lancar dan aman, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia. B

Komentar

Bagikan