Pendiri Lion Air Rusdi Kirana menjelaskan, pihaknya terus menjajaki rencana penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) saham Lion Air dengan membidik perolehan dana hingga Rp7 triliun dari aksi korporasi tersebut.
Lion Air, maskapai low cost carrier terbesar di Asia Tenggara berencana melakukan IPO, bahkan rencana IPO tersebut sebetulnya sudah mencuat sejak lama, tetapi hingga kini belum terwujud.
“Let’s see,” kata Rusdi Kirana di Gedung DPR/MPR, Jakarta, baru-baru ini. Sebagai informasi, Rusdi Kirana baru dilantik sebagai wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2024 – 2029.
Dia mengisyaratkan bahwa Lion Air sudah siap untuk melangkah ke tahap tersebut, mengingat posisinya sebagai salah satu maskapai penerbangan swasta terbesar di kawasan. “Airline kami terbesar di Asia Tenggara dan swasta. Nah, kami bisa go public.”
Saat ditanya lebih rinci mengenai rencana IPO Lion Air, termasuk kapan waktu pelaksanaannya, Rusdi hanya tersenyum.
Belakangan ini, beredar informasi bahwa PT Lion Mentari Airlines atau Lion Air sedang mempertimbangkan untuk kembali menghidupkan rencana IPO saham yang diperkirakan bisa mengumpulkan dana hingga US$500 juta.
Saat dikonfirmasi terkait target perolehan dana IPO Lion Air, Rusdi menjawab dengan singkat, “Ya, kalau dilihat dari value harusnya bisa segitu,” ungkapnya.
Informasi dari situs perusahaan, Lion Air merupakan anak usaha dari PT Langit Esa Oktagon (PT LEO Group) yang merupakan bagian dari Lion Group. Lion Air didirikan oleh Rusdi Kirana dan Kusnan Kirana pada tahun 1999.
Sebagai maskapai penerbangan domestik terkemuka dan maskapai penerbangan berbiaya rendah, Lion Air menawarkan penerbangan kepada pelanggan yang sadar nilai yang fokus pada harga, frekuensi penerbangan dan jaringan rute yang luas di seluruh Indonesia. B