Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjadikan Terminal Leuwipanjang di Bandung, Jawa Barat, sebagai model percontohan pengembangan terminal tipe A di Indonesia.
Keberadaan fasilitas yang lengkap, seperti ruang tunggu yang nyaman, area komersial, dan panggung pertunjukan, menjadikan terminal ini tidak hanya sebagai pusat transportasi, tetapi juga sebagai pusat aktivitas masyarakat.
Menurut Menhub, Terminal Leuwipanjang dapat menjadi model percontohan bagi daerah lain dalam mengembangkan terminal yang modern dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
“Ke depan, kami akan terus berupaya meningkatkan konektivitas antar moda transportasi dan mengintegrasikan berbagai layanan publik di terminal,” katanya saat mengunjungi Terminal Leuwipanjang, Bandung, Sabtu (28/9/2024).
Menhub menjelaskan, tampilan Terminal Leuwipanjang yang bersih, rapi dan nyaman, seperti mal adalah arahan dari Presiden Joko Widodo yang ingin menghilangkan stigma negatif soal terminal bus.
“Presiden memberi arahan kepada kami, buatlah terminal yang aman dan nyaman, jangan jadi tempat yang menakutkan, orang takut datang, kalau datang punya masalah dan sebagainya. Di Terminal Leuwipanjang saya lihat bagus, dingin, gembira, digitalisasi, jauh dengan apa yang digambarkan selama ini,” ungkapnya.
Menhub juga mengapresiasi keberhasilan implementasi sistem digitalisasi di Terminal Leuwipanjang.
Adanya sistem pembelian tiket online dan integrasi dengan layanan Samsat, masyarakat dapat melakukan berbagai transaksi dengan lebih mudah dan efisien.
“Digitalisasi telah mengubah wajah transportasi publik. Masyarakat kini dapat menikmati perjalanan yang lebih nyaman dan praktis. Kami akan terus mendorong pengembangan sistem serupa di terminal-terminal lainnya di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Sebelum meninjau Terminal Leuwipanjang, Menhub dan rombongan berangkat menggunakan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (Whoosh) dari Stasiun Halim menuju Stasiun Bandung.
Dia menambahkan, perjalanannya kali ini adalah bagian dari evaluasi terhadap kereta api cepat pertama di Indonesia ini.
“Saya mencoba melakukan evaluasi terhadap kereta api cepat Whoosh. Ini semua tidak lepas dari apa yang menjadi visi misi Presiden Jokowi. Bahwa angkutan massal perkotaan dan antar kota itu menjadi keharusan untuk dikembangkan,” tuturnya.
Menhub menyatakan, salah satu hasil evaluasi yang positif adalah peningkatan kompetensi para masinis lokal.
“Saya mengapresiasi dan sangat senang melihat antusiasme para masinis dari Indonesia dalam belajar dan mengembangkan kemampuannya. Ini menunjukkan komitmen mereka untuk memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang,” jelasnya.
Saat ini, delapan masinis Indonesia sedang belajar kepada pihak Cina untuk mengoperasikan Kereta Api Cepat.
Secara resmi pada 17 Oktober 2024, kedelapan masinis Indonesia yang telah menyelesaikan tugasnya, akan dinyatakan kompeten dan dapat mengoperasikan kereta cepat ini.
Turut hadir dalam kegiatan ini Direktur Jenderal Perhubungan Darat Risyapudin Nursin dan Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal. B