Maskapai penerbangan hingga Senin (18/10/2021) masih belum ada yang mengajukan slot penerbangan internasional berjadwal ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi berharap dalam waktu dekat maskapai mulai mengajukan slot penerbangan internasional berjadwal ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. “Jadi, Bali dapat mulai dikunjungi turis mancanegara secara bertahap.”
Faik menjelaskan, pihaknya terus berkomitmen menerapkan protokol kesehatan dan mendukung syarat perjalanan udara.
“Saya berharap pembukaan Bali bagi turis mancanegara secara bertahap dapat berjalan lancar dan dalam konteks yang lebih besar bisa membantu pemulihan perekonomian,” jelasnya.
Pada 2019 sebelum pandemi Covid-19 merebak, pergerakan penumpang internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali mencapai 13,8 juta dengan rute ke 50 destinasi berbagai kota dunia.
PT Angkasa Pura I (AP I) mencatat pesawat terbanyak yang digunakan dalam lalu lintas menuju Bali adalah jenis Boeing 777, Boeing 787, dan Airbus 330.
AP I pun telah memberikan kebijakan stimulus atau insentif bagi maskapai nasional maupun asing yang melakukan penerbangan internasional dari dan menuju Bali.
Menurut Faik, pemberian insentif tersebut berupa diskon biaya pendaratan atau landing fee dimulai dari 14 Oktober 2021 hingga 30 Juni 2022.
Selain itu, pemberian insentif juga terbagi menjadi dua tahap dengan besaran yang berbeda. Pertama, pada periode 14 Oktober–31 Desember 2021 AP I memberikan diskon sebesar 100%.
Kedua, pada periode 1 Januari–30 Juni 20212 AP I memberikan diskon landing fee sebesar 50%.
“Kami berharap dengan pemberian insentif ini akan meringankan beban maskapai penerbangan untuk mengaktifkan kembali rute internasional mereka dari dan menuju Bali,” tutur Faik.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati memaparkan bahwa ada beberapa alasan yang mendasari belum adanya maskapai penerbangan berjadwal dari luar negeri yang belum singgah ke Bali.
“Salah satunya adalah maskapai yang masih menganalisis tingkat permintaan untuk berpergian ke Bali,” katanya Senin (18/10/2021).
Maskapai penerbangan, lanjut Adita, kemungkinan masih menghitung berapa jumlah menumpang potensial yang didapat dengan kebijakan terbaru itu.
Selain itu, kenaikan tingkat permintaan sangat tergantung pada hasil sosialisasi dan promosi oleh maskapai kepada calon penumpang.
Oleh karena itu, Adita berharap ada sosialisasi intensif untuk mendukung permintaan dari dalam negeri.
Hal ini bisa dilakukan oleh kementerian dan lembaga terkait, seperti dari Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Adita mengatakan, proses untuk menggenjot permintaan itu]juga membutuhkan waktu yang tidak singkat.
“Proses ini butuh waktu. Jadi jika saat ini belum ada permintaan slot, kami rasa masih wajar karena dibutuhkan proses promosi dan sosialisasi tadi,” ujarnya.
Sebelumnya, AP I telah menginformasikan kepada seluruh maskapai yang memenuhi persyaratan agar bisa membuka slot penerbangan internasional dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. B