PT Kereta Api Indonesia (KAI) mendukung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam uji coba penerapaan B40 untuk kereta api.
Uji coba ini dilakukan di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta dengan menggunakan KA Bogowonto relasi Lempuyangan – Pasar Senen, beberapa waktu lalu.
B40, campuran solar 60% dan bahan bakar nabati dari kelapa sawit 40%, diharapkan menjadi solusi strategis untuk mengurangi konsumsi solar dan emisi gas buang.
”KAI sangat mendukung kebijakan pemerintah melalui penggunaan bahan bakar B40 pada angkutan kereta api. Hal ini sejalan tujuan KAI dalam memberikan layanan transportasi yang lebih ramah lingkungan,” kata Vice President Public Relations KAI Anne Purba.
KAI kini menggunakan 300 juta liter bahan bakar B35. Selama penggunaannya, performa mesin kereta api tetap berjalan tanpa masalah.
Oleh karena itu, KAI yakin bahwa peralihan dari B35 ke B40 akan berlangsung mulus, mengingat spesifikasi kedua jenis bahan bakar tersebut hampir sama.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyatakan, uji kinerja terbatas ini bertujuan untuk menguji ketahanan genset KA Bogowonto selama 1.200 jam.
Dengan waktu perkiraan satu kali pergi pulang (pp) KA Bogowonto dari Lempuyangan ke Pasar Senen selama 22 jam, diperkirakan membutuhkan 50 kali pp, atau sekitar dua bulanan, untuk mencapai hasil tersebut.
“Kami berharap semua uji penggunaan bisa selesai Desember ini sehingga penggunaan B40 secara penuh bisa dilakukan tahun 2025,” ujar Eniya.
Kepala Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Mustafid Gunawan menjelaskan, uji penggunaan pada KA dilakukan untuk bahan bakar mesin lokomotif dan mesin genset KA.
Uji penggunaan mesin lokomotif dilakukan pada satu kereta barang rute Jakarta – Surabaya, sedangkan uji genset dilakukan pada KA Bogowonto rute Lempuyangan – Pasar Senen.
Untuk melakukan uji penggunaan, KAI membangun fasilitas blending (pencampuran bahan bakar) dan pengisian bahan bakar di lima lokasi, yaitu Cipinang (Jakarta), Arjawinangun (Cirebon), Cepu (Blora), Lempuyangan (Yogyakarta), dan Pasar Turi (Surabaya). B