Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meresmikan Rumah Apung di kawasan Tambak Lorok yang didesain tahan gempa, penurunan tanah dan rob pada Selasa (28/5/2024).
Rumah Apung seluas 140 meter persegi itu sudah mulai di uji coba sejak tahun 2016 hingga tahun 2024.
Sampai dengan saat ini, belum ada kerusakan berarti di Rumah Apung tersebut.
Dalam pembangunan rumah apung tersebut, Pemerintah Kota (pemkot) Semarang bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Tentunya kita berharap setelah diserahkan kepada Pemkot Semarang sudah tidak lempar-lemparan terkait dengan perawatan maupun maintenance dengan rumah apung ini,” jelas Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang itu pada Selasa (28/5/2024).
Dia menjelaskan, rumah apung yang didesain dua lantai itu akan dimaksimalkan untuk kegiatan masyarakat, sehingga diminta agar bangunan itu dilengkapi dengan WiFi.
“Ini kan masih kosong nih, hanya ada di atas perpustakaan, tetapi zaman sekarang sudah digitalisasi saya minta ada WiFi,” paparnya.
Melalui WiFi, ruangan tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan digital, sehingga masyakarat tidak perlu membaca buku hard copy.
“Jadi, anak-anak bisa duduk dan baca di sini tanpa perlu harus membaca hard copy dan sebagainya,” ujarnya.
Selain itu, Rumah Apung tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ibu-ibu untuk arisan, pengajian dan juga sarasehan untuk kumpulan bapak-bapak.
“Pengelolan di bawah Dinas Permukiman (Disperkim). Saya kita Disperkim untuk melakukan kolaborasi Pak Lurah beserta jajarannya kemudian masyarakat sekitar,” tutur Mbak Ita.
Sementara itu, Kepala Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur PUPR Panji Kresna Wardana menambahkan bahwa pembuatan rumah apung tersebut menghabiskan anggaran sekitar Rp1 miliar.
“Ini untuk membuat struktur dari pondasi sampai rangka dan lain-lain itu habis Rp1 miliar mulai pembangunan tahun 2016,” katanya.
Bangunan rumah apung itu diklaim dapat bertahan hingga 50 tahun dan selama masa uji coba, tidak ditemukan kerusakan berarti. “Satu lagi biaya perbaikannya sangat murah.”
Seperti diketahui, pembangunan Rumah Apung di Tambak Lorok, Kota Semarang, Jawa Tengah ini berangkat dari permasalahan lingkungan berupa banjir rob, penurunan tanah dan intrusi air laut. B