PT Angkasa Pura II (Persero) mengembangkan Bandara Kualanamu (Deli Serdang) untuk menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi di Sumatra Utara.
Berbagai pengembangan tersebut melibatkan investor dari dalam negeri atau luar negeri.
Menurut President Director PT Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin, Bandara Kualanamu merupakan salah satu infrastruktur untuk mendukung Sumatra, khususnya Sumatra Utara sebagai destinasi andalan industri, bisnis dan pariwisata.
“Bandara Kualanamu juga berada di posisi yang strategis untuk menjadi bandara transit internasional. Bandara ini akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di Sumut,” jelasnya dalam rilis perusahaan.
Sejumlah pengembangan akan dilakukan di kawasan Bandara Kualanamu yang memiliki luas total 1.365 hektare. Di dalam melakukan optimalisasi aset Bandara Kualanamu ini AP II menerapkan kebijakan Asset Recycling Initiative.
“Melalui Asset Recycling Initiative, maka aset AP II akan dikelola oleh anak usaha dengan menerapkan pola business-to-business, seperti sewa, konsesi, dan revenue sharing,” jelasnya.
Jadi Awaluddin menambahkan, kontribusi anak usaha tidak hanya berasal dari dividen melainkan juga kontribusi pendapatan langsung kepada induk.
Sejalan dengan hal ini, aset AP II di Bandara Kualanamu akan dikelola oleh anak usaha perseroan yakni PT Angkasa Pura Aviasi (APA).
Pada 16 September 2021, AP II bersama PT Angkasa Pura Aviasi (APA) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar minat penjajakan pasar (market sounding) untuk memperkenalkan tiga proyek pengembangan kawasan Bandara Kualanamu kepada calon investor.
Ketiga proyek pengembangan itu adalah Airport City, komersial area, dna pengembangan pergudangan khusus e-commerce.
Airport City, akan dibangun di atas lahan seluas 135 hektare yang terdiri dari hotel, convention hall, lapangan golf dan driving range, theme park, retail, dan rumah sakit.
Komersial area, rencana pembangunan area komersial (integrated commercial area) yang diperkenalkan pada market sounding ini akan berdiri di atas lahan 20 hektare. Area itu akan digunakan untuk factory outlet guna memenuhi kebutuhan wisatawan dan juga kebutuhan lokal.
Pergudangan khusus e-commerce, dengan Kawasan e-commerce center warehouse akan dibangun di atas lahan seluas dua hektare.
Sementara itu, Direktur PT Angkasa Pura Aviasi Haris menuturkan, market sounding akan diikuti oleh calon investor beserta konsultan di dalam negeri dan dari luar negeri.
“Market sounding adalah tahapan awal untuk memperkenalkan suatu proyek pengembangan dan untuk mendapatkan secara resmi surat pernyataan niat (letter of intent/LoI) dari calon investor. Tahap selanjutnya bidding process, penentuan pemenang dan penandatanganan kontrak,” kata Haris.
Dia menyatakan, letak Bandara Kualanamu yang cukup dekat dengan Medan, hanya sekitar 39 km, menjadi daya tarik bagi calon investor untuk mengembangkan pusat ekonomi di kawasan bandara. B