Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Korlantas Polri dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah secara resmi menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan dan Penyeberangan Selama Masa Arus Mudik, serta Arus Balik Angkutan Lebaran Tahun 2024/1445 Hijriah pada 5 Maret 2024.
Pada SKB tersebut memuat pengaturan pembatasan operasional angkutan barang di libur Lebaran mendatang.
SKB Nomor: KP-DRJD 1305 Tahun 2024, SKB/67/11/2024, 40/KPTS/Db/2024 ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Hendro Sugiatno, Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Irjen Pol. Aan Suhanan, dan Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian.
“Melalui SKB ini perjalanan pada masa libur lebaran nanti akan ada pengaturan juga pembatasan demi keselamatan, kenyamanan serta ketertiban bersama. Sebagaimana yang sudah kita ketahui akan ada sekitar 193 juta orang yang akan bergerak,” ujar Dirjen Hendro di Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Pembatasan kendaraan angkutan barang dilakukan pada mobil barang dengan sumbu tiga atau lebih.
Kemudian, mobil barang dengan kereta tempelan, kereta gandengan dan mobil barang yang mengangkut hasil galian, hasil tambang dan bahan bangunan.
“Kendaraaan angkutan barang yang dikecualikan dari pembatasan atau tetap bisa beroperasi yaitu yang mengangkut BBM/BBG, hantaran uang, logistik pemilu, hewan dan pakan ternak, pupuk, penanganan bencana alam, serta barang pokok,” jelasnya.
Namun, kendaraan tersebut harus dilengkapi dengan surat muatan dengan beberapa ketentuan, yakni diterbitkan oleh pemilik barang yang diangkut, surat muatan yang berisi keterangan jenis barang, tujuan, dan nama serta alamat pemilik barang. Terakhir, ditempelkan pada kaca depan sebelah kiri angkutan barang.
“Mengingat prediksi tingginya angka mobilitas saat libur Lebaran nanti, perlu dilakukan pembatasan angkutan barang agar meningkatkan kelancaran lalu lintas karena jumlah volume kendaraan diprediksi akan bertambah, baik di jalan tol maupun non tol,” ungkapnya.
Pembatasan kendaraan angkutan barang diberlakukan mulai Jumat, 5 April 2024 pukul 09.00 waktu setempat sampai dengan Selasa, 16 April 2024 pukul 08.00 waktu setempat.
Ruas jalan tol yang dibatasi adalah:
- Lampung dan Sumatra Selatan: Bakauheni – Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung.
- DKI Jakarta – Banten: Jakarta – Tangerang- Merak.
- DKI Jakarta:
- DR. Ir. Sedyatmo.
- Jakarta Outer Ring Road (JORR).
- Dalam Kota Jakarta.
- DKI Jakarta dan Jawa Barat:
- Jakarta – Bogor – Ciawi – Cigombong – Cigombong – Cibadak;
- Bekasi – Cawang – Kampung Melayu.
- Jakarta – Cikampek.
- Jawa Barat:
- Cikampek – Purwakarta – Padalarang – Cileunyi.
- Cileungi – Cimalaka – Dawuan.
- Cikampek – Palimanan – Kanci.
- Jakarta – Cikampek II Selatan (Fungsional).
- Jawa Barat – Jawa Tengah : Kanci – Pejagan.
- Jawa Tengah:
- Pejagan – Pemalang – Batang – Semarang.
- Krapyak – Jatingaleh, (Semarang).
- Jatingaleh – Srondol, (Semarang).
- Jatingaleh – Muktiharjo, (Semarang).
- Semarang – Solo – Ngawi.
- Semarang – Demak.
- Jogja – Solo (Fungsional).
- Jawa Timur:
- Ngawi – Kertosono – Mojokerto – Surabaya – Gempol – Pasuruan – Probolinggo.
- Surabaya – Gresik.
- Pandaan – Malang.
Ruas jalan non tol yang berlaku pembatasan:
- Sumatra Utara:
- Medan – Berastagi.
- Pematang Siantar – Parapat Simalungun – Porsea.
- Jambi dan Sumatra Barat.
- Jambi – Sarolangun – Padang.
- Jambi – Tebo – Padang.
- Jambi – Sengeti – Padang.
- Padang – Bukit Tinggi.
- Jambi – Sumatra Selatan – Lampung: Jambi – Palembang – Lampung.
- DKI Jakarta – Banten: Jakarta – Tangerang – Serang – Cilegon – Merak.
- Banten:
- Merak – Cilegon – Lingkar Selatan Cilegon – Anyer – Labuhan.
- Jalan Raya Merdeka – Jalan Raya Gatot Subroto.
- Serang – Pandeglang – Labuhan.
- DKI Jakarta – Jawa Barat: Jakarta – Bekasi – Cikampek – Pamanukan – Cirebon.
- Jawa Barat:
- Bandung – Nagreg – Tasikmalaya – Ciamis – Banjar.
- Bandung – Sumedang – Majalengka.
- Bogor – Ciawi – Sukabumi – Cianjur.
- Jawa Barat – Jawa Tengah: Cirebon – Brebes.
- Jawa Tengah:
- Solo – Klaten – Yogyakarta.
- Brebes – Tegal – Pemalang – Pekalongan – Batang – Kendal – Semarang – Demak.
- Bawen – Magelang – Yogyakarta.
- Tegal – Purwokerto.
- Jawa Tengah – Jawa Timur: Solo – Ngawi.
- Yogyakarta:
- Jogja – Wates.
- Jogja – Sleman – Magelang.
- Jogja – Wonosari.
- Jalur Jalan Lintas Selatan (Jalan Daendeles).
- Jawa Timur:
- Pandaan – Malang.
- Probolinggo – Lumajang.
- Madiun – Caruban – Jombang.
- Banyuwangi – Jember.
- Bali: Denpasar – Gilimanuk.
“Hal seperti ini bukanlah hal yang baru karena hampir setiap tahun kami mengeluarkan SKB, diharapkan semua pihak dapat mencermati dan melaksanakan aturan pembatasan ini sebaik-baiknya demi meningkatkan waktu tempuh perjalanan para pemudik dan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas,” tuturnya. B