Desa Wisata Sungai Batang di Kabupaten Agam, Sumatra Barat akan mampu menjadi daya ungkit kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di wilayah. Menyusul penetapan desa wisata tersebut masuk dalam 50 besar Ajang Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2021.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekrasf/Kabaparekaf) Sandiaga Salahuddin Uno, dengan masuknya Wisata Sungai Batang di Kabupaten Agam ke dalam daftar 50 besar ADWI 2021, maka akan berdampak pada pengembangan ekonomi masyarakat yang berkeadilan.
Ajang ADWI 2021 merupakan ajang pemberian penghargaan kepada desa-desa wisata yang memiliki prestasi dengan kriteria-kriteria penilaian dari Kemenparekraf/Baparekraf. Event ini bertujuan menjadikan desa wisata sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia dan berdaya saing tinggi.
“Ini adalah penghargaan bagi Kabupaten Agam dan juga Desa Wisata Sungai Batang, karena tembus dari total 75.000 desa lebih desa di Indonesia, menjadi 50 desa wisata terbaik. Sungai Batang menjadi bagian dari desa wisata Indonesia Bangkit,” ujar Sandiaga, Jumat (27/8/2021).
Desa wisata Sungai Batang adalah desa wisata yang ada di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Terletak di sekitar Danau Maninjau, desa ini memiliki konsep wisata alam dan budaya.
Sebagai tempat kelahiran dari tokoh agama Buya Hamka, Desa Wisata Sungai Batang terasa kental dengan wisata sejarah dan religi.
Situs makam Syekh Muhammad Amrullah, ulama besar sekaligus kakek dari Buya Hamka menjadi tempat wisata religi yang ditawarkan.
Selain itu, museum Buya Hamka juga menjadi daya tarik wisata yang sering dikunjungi oleh turis mancanegara.
Desa Sungai Batang juga memiliki potensi alam dengan panorama Danau Maninjau yang begitu memanjakan mata.
Berada di dekat persawahan, dengan air yang tenang dan di sana wisatawan juga dapat melihat burung bangau beterbangan. Selain tempat wisata, terdapat homestay dengan desain bangunan khas Minang.
Tidak ketinggalan dari segi kuliner, Desa Sungai Batang berlimpah dengan hasil komoditas ikan kecil berwarna putih kekuningan, yang biasa disebut Rinuak.
Ikan ini merupakan hewan endemik Danau Maninjau, ikan ini bisa diolah menjadi berbagai macam makanan dan menjadi salah satu suvenir kuliner khas dari desa Sungai Batang.
“Saya titip pesan agar protokol kesehatan yang ketat dan disiplin benar-benar diterapkan sehingga kita bisa berharap pada pariwisata dan ekonomi kreatif, juga UMKM di sini segera bangkit,” jelas Sandiaga. B