Setelah diresmikan pada November 2023, pada Kamis (22/2) Bandara Douw Aturure Nabire mulai beroperasi secara penuh pukul 09.00 WIT.
Pengoperasian ini sesuai dengan ketentuan pada Aeronautical Information Publication (AIP) yang tercatat, sekaligus secara resmi menutup Bandara Nabire lama.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni menyampaikan apresiasi dan dukungan kementerian/lembaga terkait, serta Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Papua Tengah yang telah bekerja sama dengan baik.
Kerja sama tersebut, lanjutnya, untuk kelancaran perpindahan dan pengoperasian bandara dari Bandara Nabire Lama ke Bandara Douw Aturure.
“Terima kasih atas dukungan seluruh pihak sehingga hari ini Bandara Douw Aturure Nabire bisa beroperasi penuh. Semoga bermanfaat untuk mengakomodir lebih banyak lagi kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi udara,” ujarnya di Jakarta.
Selain itu, keberadaan Douw Aturure Nabire semakin membuka aksesibilitas masyarakat di wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar Perbatasan (3TP).
“Mari bersama-sama kita jaga dan ikut serta dalam menciptakan keselamatan dan keamanan penerbangan,” kata Kristi.
Bandara Douw Aturure dibangun dengan ukuran runway 1.600 meter x 30 meter, ukuran apron 367,5 meter x 100 meter, sehingga dapat didarati pesawat tipe ATR 72.
Mengenai terminal penumpang, bandara ini memiliki luas terminal 6.320 m2 yang dapat menampung kapasitas hingga 287.000 penumpang per tahunnya.
Ditempat terpisah, Plt. Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Douw Aturure Juprianto Pali menjelaskan, bandara ini akan melayani penerbangan perintis pergi pulang (pp) dengan maskapai Smart Aviation.
Rute yang tersedia adalah Nabire – Enarotali, Nabire – Illu, Nabire – Mulia, Nabire – Faowi, Nabire – Ilaga, Nabire – Waghete, dan Nabire – Bilorai.
Mengenai maskapai Wings Air melayani rute Nabire – Rendani, Nabire – Timika, dan Nabire – Sentani.
Sebelum memindahkan operasional penerbangan ini kami sudah melalukan rapat koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait, termasuk dengan Pemerintah Provinsi Papua Tengah dan Pemerintah Kabupaten Nabire.
“Kami sudah memastikan kesiapan dari Airnav Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Depo Pertamina, PLN, Telkom, Pihak Keamanan, Dinas Perhubungan, serta ketersediaan air bersih di Bandara Douw Aturure Nabire,” tutur Juprianto. B