Indonesia Spice Up The World Tingkatkan Peluang Indonesia di Industri Kuliner Dunia

Menparekraf/Baparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengolah kuliner Indonesia. (Istimewa)
Bagikan

Pemerintah mengupayakan perluasan pemasaran produk bumbu dan pangan olahan, serta rempah Indonesia untuk masuk pasar dunia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan, peluang pasar produk yang tergolong kuliner ini diharapkan memulihkan kondisi ekonomi nasional.

Indonesia Spice Up The World merupakan satu program utama pemerintah yang melibatkan lintas kementerian/lembaga sebagai upaya perluasan pemasaran produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia,” ujarnya dalam Weekly Press Briefing secara daring, Senin (19/7/2021).

Menurut Sandiaga, Indonesia Spice Up The World menguatkan industri kuliner Indonesia dengan pengembangan restoran Indonesia di luar negeri atau sebagai bagian dari gastrodiplomasi restoran.

Kemenparekraf/Baparekraf mendukung penuh program yang digagas Kemenko Maritim dan Investasi itu dengan berangkatnya delegasi pendukung ke Amerika Serikat dalam waktu dekat.

“Program ini sudah dirancang dengan baik sejak lama. Ini adalah pilihan, ditunda atau dijalankan dengan adaptasi,” katanya.

Adaptasi ini, Sandiaga menambahkan, yang diambil sebagai langkah untuk memastikan pemulihan ekonomi tidak tertunda. “Bahwa kita tidak akan sepenuhnya hadir secara fisik, tapi hybrid.”

Berdasarkan data, nilai ekspor bumbu/rempah olahan dan komoditas atau rempah segar Indonesia mengalami tren positif dengan rata-rata pertumbuhan 2,95% selama lima tahun terakhir.

Pada 2020, nilai ekspor tercatat sebesar US$1,02 miliar.

Target dari Indonesia Spice Up The World hingga tahun 2024 adalah peningkatan nilai ekspor bumbu dan rempah menjadi US$2 miliar.

Selain itu juga hadirnya 4.000 restoran Indonesia di luar negeri.

Sandiaga menilai pelaku parekraf di Tanah Air membutuhkan pasar di luar negeri, mereka mengharapkan pandemi ini bisa membuka peluang-peluang rempah Indonesia untuk berkembang.

“Kita tidak boleh menurunkan semangat dan persiapan agar pelaku ekonomi kreatif, terutama UMKM kita bela. Kita harus hadir dan mereka butuh pasar ini,” tutur Sandiaga.

Amerika Serikat dikatakan Sandiaga merupakan pasar yang besar untuk pengembangan pasar rempah dan kuliner khas Indonesia. Sekitar 20%-25% dari pasar ekspor rempah Indonesia.

“Jadi peluang besar juga adalah restoran Indonesia di sana. Dalam koordinasi dengan tim Konjen RI di sana, ada sekitar 100 sampai 150 restoran yang dapat berpartisipasi mewujudkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri,” jelasnya. B

 

Komentar

Bagikan