Kementerian Perhubungan (Kemenhub) cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) menandatangani Naskah Perjanjian Hibah dan Berita Acara Serah Terima Hibah Barang Milik Negara (BMN) Berupa Kapal Wisata Bottom Glass Kepada Pemerintah Daerah.
Penandatanganan tersebut bertempat di Ruang Sriwijaya, Kantor Pusat Ditjen Hubla Kemenhub, Jakarta.
“Pelaksanaan hibah kapal wisata bottom glass kepada pemerintah daerah, merupakan wujud kepedulian pemerintah dalam hal ini Kemenhub untuk mendukung dan menyiapkan sarana angkutan pariwisata di Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo dan Likupang, sehingga dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi lokasi wisata bahari yang ada di daerah,” ujar Plh. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Capt. Antoni Arif Priadi.
Dia mengatakan, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kekayaan laut dan pantai yang melimpah memiliki potensi wisata bahari yang sangat besar, dimana Indonesia memiliki terumbu karang terluas di dunia dan menyimpan keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi, seperti di Labuan Bajo dan Likupang.
“Karena ini merupakan arahan Bapak Presiden kepada bapak Menteri Perhubungan untuk membangun sarana pariwisata maritim berupa kapal wisata Bottom Glass sebagai infrastruktur pendukung di kawasan destinasi super prioritas dipercepat, sehingga dapat dipromosikan secara masif pada dunia internasional mulai tahun 2020,” ungkapnya.
Kemenhub akan menghibahkan sebanyak dua unit kapal wisata bottom glass Catamaran berukuran 127 GT dan 132 GT kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta dua unit kapal wisata bottom glass Trimaran berukuran 126 GT dan 129 GT kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, yang telah mengajukan permohonan hibah kapal wisata bottom glass kepada Menteri Perhubungan.
Selain itu, dengan bertambahnya armada angkutan pariwisata ini juga, akan turut mendongkrak perekonomian masyarakat di daerah masing-masing.
“Namun demikian, hal penting yang ingin saya ingatkan adalah bahwa, keselamatan pelayaran harus tetap menjadi prioritas. Untuk itu saya berpesan, agar semua pihak dapat bersama-sama mewujudkannya karena keselamatan pelayaran adalah tanggungjawab kita Bersama,” jelas Capt. Antoni.
Kapal wisata bottom glass dilengkapi peralatan keselamatan yang cukup modern dan lengkap, seperti perlengkapan keselamatan di antaranya life jacket, life raft, perlengkapan pencegahan kebakaran, perlengkapan navigasi, radio komunikasi dan pencegahan pencemaran, serta tetap memperhatikan aspek kenyamanan penumpang.
“Untuk itu, saya minta kepada seluruh pemerintah daerah, agar dapat menjaga dan merawat kapal-kapal bottom glass dengan manajemen yang baik, agar kondisinya tetap terpelihara dan laiklaut, sehingga dapat terus menjaga citra positif Indonesia sebagai negara pariwisata,” jelasnya.
Capt. Antoni berharap kepada Pemerintah Daerah Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk dapat memiliki strategi khusus untuk dapat mengoperasikan kapal wisata bottom glass.
“Dengan dihibahkannya kapal-kapal bottom glass ini dapat memberikan manfaat besar bagi pertumbuhan pariwisata Indonesia, khususnya dari segi wisata bahari yang ada di wilayah masing-masing,” tuturnya. B