Konektivitas antarwilayah menjadi salah satu program pemerintah dalam memajukan perekonomian daerah agar semua potensi yang ada dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Bandara Seko yang berada di Desa Padang Balua, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan ini melayani daerah terpencil di Pegunungan Luwu Utara.
Saat ini, rute penerbangan dari Bandara Seko adalah menuju ke Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu dalam periode waktu dua kali seminggu pergi-pulang (pp).
Selain itu, ada rute penerbangan dari Bandara Seko ke Bandara Andi Jemma, Masamba pp sebanyak empat kali dalam seminggu.
Terdapat juga rute penerbangan dari Bandara Seko menuju Bandara Toraja sekali dalam satu minggu, sedangkan untuk angkutan cargo dengan penerbangan dari Bandara Andi Jemma, Masamba ke Bandara Seko sebanyak tiga kali dalam seminggu.
Jadi, pesawat yang melalui Bandara Seko tidak hanya membawa penumpang, melainkan juga barang dan kargo bahan kebutuhan pokok masyarakat.
Menurut Kabandara Seko Firman, keberadaan Bandara Seko ini sangatlah penting, karena akses jalan darat di wilayah pegunungan yang ada belum memadai, seperti di Kecamatan Seko dan Rampi.
“Sampai dengan saat ini, mayoritas mobilitas masyarakat ke daerah lain, seperti ke Palu masih harus menggunakan jalur udara, karena untuk melalui jalur darat masih belum memungkinkan dengan kondisi geografis yang pegunungan,” katanya.
Bagi masyarakat Seko yang akan berpergian ke Masamba, Tanah Toraja dan Kota Palu masih harus menggunakan pesawat udara, karena untuk akses jalan darat dari Seko ke Masamba jaraknya kurang lebih 162 km.
Perjalanan darat sejauh itu dengan menggunakan kendaraan ojek bisa ditempuh selama delapan jam dan dalam kondisi tertentu harus menginap dijalan, karena kondisi berlumpur, serta terjadi longsor.
Bandara Seko, Firman menambahkan, memiliki memiliki landasan pacu (runway) sepanjang 1.000 meter x 23 meter, sehingga bisa untuk mendarat pesawat jenis C-212.
Selain itu, fasilitas apron berukuran 40 meter x 59 meter, dengan taxiway 84 meter x 19 meter dan bangunan terminal seluas 360 meter persegi, dengan fasilitas terminal kargo sekitar 100 meter persegi.
“Berbagai fasilitas yang tersedia di Bandara Seko ini tidak hanya untuk melayani masyarakat pengguna bandara, melainkan juga untuk keamanan dan keselamatan penerbangan,” jelasnya.
Kabandara Firman berharap, berbagai fasilitas yang tersedia di Bandara Seko dapat dikembangkan agar semakin banyak pengguna jasa transportasi udara yang singgah dan menikmati keindahan Luwu Utara, lengkap dengan potensi yang ada di daerah ini. B