Kiat AirNav Indonesia Hadapi Pandemi Covid-19

Konferensi yang diselenggarakan oleh organisasi penyedia layanan navigasi penerbangan sipil internasional, Civil Air Navigation Services Organization (CANSO) Regional Asia-Pasifik di Goa, India. (dok. airnavindonesia.co.id)
Bagikan

AirNav Indonesia menghadiri konferensi yang diselenggarakan oleh organisasi penyedia layanan navigasi penerbangan sipil internasional, Civil Air Navigation Services Organization (CANSO) Regional Asia-Pasifik di Goa, India.

Direktur Utama AirNav Indonesia Polana Banguningsih Pramesti berpartisipasi aktif sebagai salah satu panelis dengan pemaparan kiat-kiat AirNav Indonesia menghadapi krisis pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang telak menghantam sektor perhubungan udara secara global.

Alhamdulillaah, AirNav dipercaya untuk menjadi salah satu dari Panelis yang berkesempatan memimpin sesi paparan,” ujarnya pada Rabu (2/11/2022).

“Tidak mau melewatkan kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan dua buah materi sekaligus, yaitu upaya pemulihan sektor penerbangan khususnya untuk penerbangan internasional melalui implementasi User Preffered Routes (UPRs) mulai Juni 2020, di tengah masa pandemi dan strategi inisiatif yang kami terapkan selama pandemi,” jelasnya.

Dalam pemaparannya, AirNav Indonesia menyampaikan kondisi penerbangan di tanaha air secara umum selama pandemi.

Paparan itu dimulai dari adanya penurunan jumlah penerbangan di awal tahun 2020, hingga tren pemulihan jumlah penerbangan yang secara berangsur-angsur dengan dukungan program penanganan pandemi oleh Pemerintah Indonesia melalui pembatasan kegiatan masyarakat secara terorganisir yang terbukti ampuh dalam upaya untuk dapat terbebas dari belenggu pandemi.

Dalam prosesnya, AirNav Indonesia terus berkolaborasi dengan stakeholder penerbangan baik di lingkup nasional maupun internasional, termasuk dengan Kementerian Perhubungan sebagai regulator dan asosiasi maskapai penerbangan, International Air Transport Association (IATA).

Upaya AirNav Indonesia dalam memulihkan sektor penerbangan melalui implementasi UPRs bahkan mendapatkan apresiasi khusus oleh IATA, karena dampak efisiensi yang secara langsung dirasakan oleh maskapai penerbangan yang merupakan pengguna jasa layanan navigasi penerbangan, seperti penghematan bahan bakar, pengurangan jarak dan waktu tempuh penerbangan, peningkatan aspek keselamatan, serta fleksibilitas dalam penyusunan rencana terbang.

Ke depan, Polana menambahkan, AirNav Indonesia siap untuk mendukung maskapai dalam penerapan operasional penerbangan yang paling efisien melalui penawaran lintasan UPRs semi-permanen.

“Kami juga membutuhkan banyak masukan dari semua pihak yang berkepentingan untuk dapat mengoptimalkan apa yang bisa dioptimalkan oleh AirNav,” jelasnya.

Lebih lanjut Polana menjelaskan bahwa inovasi AirNav dalam peningkatan kualitas pelayanan di ruang udara Indonesia terus berprogres seiring berjalannya waktu.

Hal tersebut dibuktikan dengan telah diterapkannya sejumlah prosedur penerbangan berbasis performa pesawat (Performance-Based Navigation/PBN) di rute-rute domestik secara bertahap sejak tahun 2020 hingga tahun 2023.

AirNav Indonesia juga telah merancang dan mengimplementasikan rute-rute penerbangan berbasis visual (Visual Flight Rules-Routes) untuk operasional di sejumlah daerah, terutama di area-area yang memiliki banyak terrain seperti wilayah pengunungan dan di wilayah garis pantai.

“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sektor transportasi udara di Indonesia merupakan tulang punggung perekonomian negara. Hal itu membuka peluang untuk optimalisasi penerapan berbagai bentuk prosedur penerbangan dan AirNav siap untuk terus berinovasi,” tutur Polana.

Dia menyatakan bahwa AirNav Indonesia memiliki sumber daya manusia dan peralatan yang mumpuni untuk terus berkembang. Inovasi AirNav Indonesia, lanjutnya, dalam bidang digitalisasi layanan juga terus ditingkatkan, termasuk melalui pengembangan aplikasi peta penerbangan digital yang dapat diakses oleh internal dan eksternal.

“Kami harap partisipasi AirNav di forum internasional ini dapat menghasilkan ide dan pemikiran solutif terhadap berbagai kebutuhan pelayanan navigasi yang prima di ruang udara. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga secara global. Rencana-rencana perbaikan yang akan AirNav lakukan tentunya tidak luput dari anjuran dan diskusi aktif dari berbagai pihak yang terlibat,” kata Polana.

CANSO merupakan organisasi yang menjadi wadah bagi Air Navigation Service Provider (ANSP) di seluruh dunia untuk saling berbagi informasi dan mengembangkan kebijakan baru, dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan keselamatan penerbangan.

Organisasi ini secara aktif dan rutin menyelenggarakan pertemuan/forum internasional, baik di level dunia maupun level regional untuk berbagi ide/knowledge atau experience terkait masalah atau isu dan best practices di bidang Air Traffic Management (ATM).

CANSO juga aktif menyuarakan pandangan para anggotanya ke berbagai stakeholder penerbangan dunia, termasuk organisasi penerbangan sipil internasional, International Civil Aviation Organization (ICAO) dan IATA. B

 

 

 

Komentar

Bagikan