Konsep Sustainable Smart Railway Sesuai Dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional

Penumpang kereta api di Stasiun Gambir, Jakarta. (dok. kai.id)
Bagikan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ingin mewujudkan Sustainable Smart Railway menuju Indonesia Emas tahun 2045 melalui manajemen dan rekayasa system, serta teknologi.

Menurut Direktur Prasarana Perkeretaapian Harno Trimadi, Sustainable Smart Railway adalah sesuatu yang baru yang sebenarnya sesuai dengan rencana induk perkeretaapian.

”Arah pengembangan prasarana perkeretaapian untuk mewujudkan prasarana perkeretaapian modern atau berkelanjutan, laik operasi dan sesuai standar guna menghasilkan daya dukung yang lebih besar, kecepatan tinggi, serta ketersediaan kapasitas lintas yang optimal,” katanya saat menjadi keynote speaker dalam Webinar bertajuk Manajemen dan Rekayasa Transportasi Berkelanjutan Untuk Peningkatan Pelayanan Transportasi Antarmoda Melalui Sustainable Smart Railway.

Sementara itu mengenai kebijakan untuk mewujudkan rencana tersebut diantaranya dengan melakukan  pengembangan jaringan dan layanan, peningkatan kapasitas jaringan kereta api, serta keterpaduan layanan antar dan intermoda yang berbasis Transit Oriented Development (TOD).

“Dalam lima tahun terakhir dan kedepannya kami mencoba mengembangkan perkeretaapian dari bandara ke pelabuhan atau ke terminal supaya kereta api juga digunakan oleh pengguna moda transportasi lain,” jelasnya.

Harno menjelaskan, tentang roadmap pengembangan perkeretaapian dengan mengoptimalisasikan prasarana yang sudah ada dengan upaya perawatan dan reaktivasi.

Lalu melakukan pengembangan kapasitas, seperti pembangunan jalur ganda dan penyediaan fasilitas integrasi, hal terpenting, yaitu peningkatan keselamatan dan keamanan operasi dengan peningkatan fasilitas operasi.

“Kami juga berencana mengembangkan sistem informasi kebencanaan yang nantinya bisa mendeteksi tittik-titik rawan longsor atau rawan bencana. Ini adalah challenge bagi kita sekaligus bahan riset bagaimana mengembangkan sistem informasi kebencanaan di jaringan perkeretaapian,” tuturnya.

Roadmap terakhir, lanjut Harno, yang juga merupakan isu hangat bagi generasi milenial, yaitu pengurangan dampak lingkungan.

“Kami mengarahkan pembangunan kereta api yang baru harus berbasis lingkungan,” tegasnya.

Direktorat Perkeretaapian mewakili pemerintah juga menyatakan dukungan terhadap konsep Sustainable Smart Railway dan berharap kegiatan webinar ini dapat meningkatkan awareness terhadap teknologi, khususnya yang digagas oleh insinyur Indonesia.

Selain itu, juga diharapkan insinyur tanah air mampu berpartisipasi aktif mengembangkan teknologi smart railway.

Sementara itu, Ketua bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana mengatakan, smart railway atau perkeretaapian yang cerdas merupakan subsistem dari transportasi cerdas dan smart city atau kota yang cerdas.

“Demi terciptanya smart railway harus ada integrasi dengan smart system dan juga smart city,” ungkapnya.

Saat ini, kereta api sudah melakukan tranformasi yang cukup signifikan dan mulai berkembang menjadi smart railway.

Hal ini terlihat dari pemanfaatan dan perkembangan teknologi digital, seperti adanya smart stations, smart ticketing dan information system yang meliputi aplikasi digital, transaksi secara cashless, electronic dan mobile ticketing. B

 

 

 

 

 

Komentar

Bagikan