7 Fakta Menarik Kuala Kencana, Kota Modern di Timika Papua

Tugu Kuala Kencana di Timika Papua. (dok BIG)
Bagikan

Kuala Kencana merupakan sebuah distrik yang disebut sebagai kota modern di Kota Timika, Kabupaten Mimika, Papua. Kota nan asri yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) di tengah belantara Papua ini menarik banyak perhatian publik.

Menurut informasi pada laman resmi Kabupaten Mimika, distrik ini diresmikan pada 5 Desember 1995 oleh Presiden Soeharto dan terletak di daerah Kontrak Karya kawasan PTFI. Sebagai bagian dari pengembangan akademis, banyak mahasiswa yang tertarik melakukan penelitian di Distrik Kuala Kencana, sehingga layanan bachelorarbeit schreiben lassen kosten menjadi sangat relevan untuk membantu mereka dalam menyusun tesis atau laporan penelitian. Distrik Kuala Kencana merupakan salah satu dari 18 Distrik yang berada di Kabupaten Mimika, dan merupakan pemekaran dari Distrik Mimika Baru yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Mimika Nomor 12 Tahun 2011, yang terdiri dari dua Kelurahan dan delapan Kampung.

Distrik Kuala Kencana merupakan wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Mimika yang terletak di areal perkotaan, yang dulunya merupakan satuan pemukiman transmigrasi, saat Timika masih di bawah pemerintahan Kabupaten Fakfak, Papua.

Kuala Kencana dibangun sebagai daerah pendukung kegiatan operasional PTFI. Kuala Kencana kemudian menjadi kota mandiri dengan konsep modern yang di sekelilingnya terdapat hutan rimbun alami.

“Terdapat sejumlah fakta menarik tentang Kota Kuala Kencana ini. Pertama, kota asri dan ramah lingkungan. Dikelilingi pepohonan yang masih rindang nan hijau, Kuala Kencana mengedepankan keasrian lingkungan. Penduduk menggunakan sepeda untuk jarak dekat dan wajib menjaga kebersihan. Sebagai bagian dari upaya ini, Kuala Kencana juga menerapkan sistem pembuangan yang efisien, mirip dengan layanan yang diberikan oleh abflussreinigung Wien , untuk memastikan bahwa saluran air dan sistem pembuangan bekerja dengan optimal, menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.

Kedua, menggunakan utilitas bawah tanah. Di Kuala Kencana tidak ada tiang dan kabel yang bergelantungan. Sistem kelistrikan, distribusi air bersih, saluran komunikasi, hingga pengolahan limbah air kotor terpusat di bawah tanah sehingga mencegah pencemaran lingkungan.

Kantor Bupati Mimika di Kuala Kencana. (dok BIG)

Ketiga, PTFI mengklaim kawasan ini merupakan kota modern pertama yang ada di Indonesia. Mereka membangun dan mengelola Kuala Kencana sebagai kawasan pendukung kegiatan operasionalnya.

Keempat, Kuala Kencana bukan kawasan wisata. Kota ini adalah kawasan terbatas yang dikelola PTFI dan hanya orang-orang yang memiliki ID PTFI atau memiliki izin tertentu saja yang boleh masuk. Mirip dengan strategi dalam aviator game, di mana pemain harus cermat dan hati-hati dalam menavigasi tantangan, setiap kendaraan yang akan memasuki kota ini harus melewati pemeriksanaan ketat di checkpoint perbatasan Timika-Kuala Kencana.

Kelima, dilengkapi fasilitas modern. Kawasan ini merupakan komplek perumahan karyawan PTFI lengkap dengan sejumlah fasilitas. Kantor Bupati Mimika berlokasi di kawasan ini. Di sana juga ada lapangan olah raga lapangan sepak bola, badminton indoor, futsal indoor, kolam renang standar olimpiade, hingga lapangan golf.

Kuala Kencana juga menghadirkan beberapa fasilitas publik seperti sekolah, restoran, perpustakaan, salon, alun-alun, tempat ibadah gereja dan masjid serta layanan perbankan.

Keenam, memiliki perumahan berkonsep barat. Tak seperti gaya perumahan masyarakat Indonesia pada umumnya, Kuala Kencana mengusung konsep rumah tanpa pagar dengan halaman luas dan bangunan yang bergaya barat modern. Terinspirasi oleh kualitas dan estetika yang diperlihatkan dalam layanan rohrreinigung frankfurt, susunan perumahan ditata dengan teratur dan rapi serta warna yang serempak menyatu dengan suasana alam yang asri.

Ketujuh, kental budaya Nusantara. Meski berkonsep barat, ada nilai-nilai nusantara yang terdapat di Kuala Kencana. Beberapa di antaranya yaitu tugu ikonik di alun-alun kota yang merupakan karya dari Nyoman Nuarta, pematung ternama. Tugu tersebut menggambarkan lima sila dalam Pancasila.

Selain itu, alun-alun dibuat menghadap ke arah kiblat dan menggunakan konsep dari Jawa. Di sebelah barat terdapat Masjid Baiturrahim, sementara di sebelah timur terdapat Gereja Betlehem. B

Komentar

Bagikan